Regulasi dan Kebijakan

Dokumen peraturan dan kebijakan terkait.

Subsektor

17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.

Publikasi

Katalog, kajian, dan dokumentasi terkait.

INACRAFT Catalogue 2023

E-Catalog Peserta NAMM Show 2023

Katalog IP Hongkong International Licensing Show 2023

Fesyen

Subsektor fesyen adalah subsektor yang sangat dinamis. Perkembangan tren fesyen tidak terlepas dari inovasi dan produktivitas para desainer dan peristiwa pada masa perkembangan fesyen. Begitu pula dengan perkembangan tren fesyen di Indonesia. Masyarakat Indonesia saat ini mempunyai apresiasi yang sangat baik terhadap desain fashion lokal. Sehingga pemerintah melalui Bekraf akan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penggunaan fashion karya desainer dalam negeri, melancarkan ketersediaan bahan baku, dan promosi produk-produk fashion dalam negeri di pasar domestik maupun global.

Menyambut Revolusi Industri 4.0., pemerintah akan merancang ekosistem bisnis untuk industri fesyen yang menyambungkan rantai suplai dari hulu hingga hilir. Rancangan integrasi basis data yang bisa diakses oleh masing-masing tahap dalam rantai suplai dapat dimiliki oleh para pelaku, dimana ekosistem itu melibatkan para desainer, produksi, hingga akses terhadap materialnya. Platform-platform sudah ada, selanjutnya disinergikan dengan ekosistem yang akan dibangun.

Pengembang Permainan

Perkembangan industri pengembangan permainan di Indonesia dewasa ini menciptakan potensi bisnis yang besar. Sub-sektor ini diprediksikan akan terus berkembang dengan semakin maraknya sejumlah developer dan publisher yang bermunculan beberapa tahun terakhir, seperti Agate Studio, Lentera Nusantara, Toge Production, Digital Happines, dan lain-lain.

Subsektor Pengembangan Permainan adalah bagian dari industri kreatif, dimana informasi, pengetahuan, serta kreativitas para pelaku industri ini menjadi bahan baku utama. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia menjadi elemen paling penting untuk memastikan bahwa industri aplikasi digital dan game Indonesia mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas, bermanfaat, serta memberikan kontribusi ekonomi yang siginifikan.

Sub-sektor yang menarik pendanaan dari investor ini pun menghasilkan nilai transaksi yang besar. Situasi ini juga tak lepas dari semakin seringnya penggunaan perangkat mobile untuk kebutuhan bermain game. Menurut laporan Super Data, rata-rata pengguna smartphone bermain game mobile tiga kali sehari, dengan rata-rata tiap sesi permainan selama sepuluh menit. Game dengan gameplay simpel, singkat, dan mudah diakses lebih sering dimainkan dibandingkan game yang menawarkan permainan kompleks.

Musik

Subsektor musik teridentifikasi sebagai salah satu subsektor yang potensial. Memiliki nomenklatur yang lengkap, menyeluruh dan melingkupi aktivitas yang sebelumnya (mungkin) dirasa sebagai kegiatan non komersial.

Di musik, transformasi digital bergerak sangat cepat dan mengubah keseluruhan wajah industri. Konsumen tidak lagi membeli musik, namun menyewa. Konsumen kini lebih suka streaming musik daripada mengunduh. Akses yang terbuka lebar pada musik-musik non mainstream, memungkinkan tumbuhnya selera musik niche. Hingga, karya musisi tak lagi bergantung pada selera label besar.

Soal produktivitas dan kreativitas, subsektor musik menawarkan sesuatu yang tanpa batas. Karena perkembangan teknologi digital membuat semua menjadi lebih mudah dan murah. Mulai dari proses rekaman, distribusi lagu hingga promosi, dan bisa dilakukan sendiri. Ekosistem dapat berkembang cepat, tanpa hambatan yang cukup berarti.

Kuliner

Makan adalah kebutuhan dasar manusia. Wajar jika kuliner dikategorikan sebagai industri yang abadi. Hari ini, kuliner bukan lagi sekadar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Wajar jika subsektor ini berkembang sangat pesat.

Sebagai salah satu mesin utama di industri kreatif Indonesia, kuliner menjadi subsektor unggulan Bekraf yang dipilih sebagai lokomotif kebangkitan industri kreatif Indonesia. Berbekal inovasi dari pelakunya, dan dukungan penuh teknologi di era digital ini, pelaku kuliner Indonesia siap bersaing di tengah ketatnya kompetisi di pasar lokal, regional, maupun dunia.

Desain Produk

Subsektor Desain Produk adalah hasil kreasi sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Desain produk memiliki tren yang sangat positif karena apresiasi masyarakat terhadap produk berkualitas semakin tinggi.

Kegiatan kreatif desain produk berada persis di antara sains, teknologi, dan seni secara teknis dan praktis. Pendekatan industri 4.0 yang bisa dilakukan untuk sub sektor ini antara lain: mengelola industri dengan peralatan dan sistem yang adaptif dan cerdas, serta mendorong pengembangan future inisiative yang bertujuan membantu industri kecil dan menengah (IKM) agar bisa beradaptasi menghadapi persaingan global dan perkembangan teknologi terbaru.

Seni Rupa

Subsektor seni rupa Indonesia memiliki potensi besar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, hingga potensi pasar. Ragam karya seni rupa Indonesia, selain mengangkat nama Indonesia ke mata dunia, dapat pula menjadi sumber devisa kebudayaan yang bernilai tinggi. Seni rupa menjadi standar penilaian masyarakat internasional, dan menjadi ukuran kemajuan peradaban budaya sebuah bangsa.

Revolusi industri, yang telah masuk ke segala aspek peradaban manusia, termasuk aktivitas seni rupa, membuat seniman ‘dipaksa’ berpikir untuk mengelaborasi teknologi dalam karya seninya. Semua hal yang berkaitan dengan proses kesenian diupayakan terkoneksi secara digital. Keterlibatan lintas keilmuan dibutuhkan untuk menciptakan karya yang menggugah dan melahirkan interaksi audiens dengan karya seni.

Periklanan

Perkembangan digital membuat subsektor periklanan menjadi lebih dinamis. Kreativitas dituntut untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda, yang memiliki daya tarik kuat untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Digital, sebagai salah satu platform di luar cetak, elektronik, luar ruang, dan aktivasi, menjanjikan akses yang luas tak terbatas. Hal ini membuat peluang subsektor Periklanan di Indonesia kian terbuka lebar. Apalagi, pertumbuhan belanja iklan nasional yang tinggi setiap tahunnya membuktikan bahwa iklan masih menjadi media yang paling efisien untuk mempromosikan produk dan jasa di Indonesia.

Desain Interior

Desain Interior merancang suatu ruang hunian untuk meningkatkan kualitas hidup dari pemakai ruang tersebut. Area bermainnya amat luas. Mulai dari ruang publik seperti hotel, bandara, auditorium, pusat pertokoan, maupun rumah tinggal dan apartemen, hingga ruang di alat transportasi, seperti interior mobil, bus, kereta api, kapal laut, dan pesawat udara.

Di tengah entakan digital, subsektor desain -terutama interior- mendapatkan angin untuk semakin terlihat. Penggunaan media sosial membuat desain menjadi viral. Dan, potensi pelaku desain interior untuk berkembang di pasar nasional bahkan internasional amat besar. Pastinya, desain interior dengan karakter otentik Indonesia, tentu bisa dikembangkan untuk menunjukkan identitas bangsa

Kriya

Kriya merupakan subsektor berciri khas Indonesia yang sangat dekat dengan industri pariwisata. Kriya meliputi segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil.

Subsektor ini maju karena berlimpahnya material bahan baku yang tersedia dan tingginya kreativitas para pelaku industrinya. Potensinya juga masih besar, dan pemasarannya cukup terbuka. Bukan hanya di Indonesia, namun sampai ke luar negeri.

Meski sempat stagnan di tahun 2017, keterbukaan akses yang disponsori era digital, bukan tidak mungkin kriya Indonesia akan semakin maju, dan tetap kokoh menjadi salah satu motor penggerak kebangkitan ekonomi kreatif di Indonesia hari ini dan di masa yang akan datang.

Aplikasi

Subsektor aplikasi dan game developer (AGD) adalah bagian dari industri kreatif, dimana informasi, pengetahuan, serta kreativitas para pelaku industri ini menjadi bahan baku utama. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia menjadi elemen paling penting untuk memastikan bahwa industri aplikasi digital dan game Indonesia mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas, bermanfaat, serta memberikan kontribusi ekonomi yang siginifikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi serta talenta, industri kreatif AGD di Indonesia juga terus mengalami perkembangan yang tidak bisa dipisahkan dari pemanfaatan teknologi, data, dan proses standarisasi internasional.

Peningkatan kualitas produk mutlak harus dilakukan untuk bisa bersaing di panggung global. Namun hal ini membutuhkan waktu dan proses iterasi, serta dibutuhkan juga pasar yang bersedia mencoba, memberikan masukan, serta memiliki kebanggaan untuk menggunakan berbagai produk yang dihasilkan

Arsitektur

Arsitektur tidak lagi diartikan hanya sebatas bentuk dan fungsi dari sebuah konstruksi bangunan, tetapi juga seni yang memiliki estetika. Oleh karena itu, arsitektur tidak bisa dibatasi oleh titik, garis, dan bidang. Melainkan berkembang menjadi sebuah keindahan seni yang bersumber dari nilai-nilai budaya, moral, kehidupan, sejarah dan lain-lain. Rancangan arsitektur harus mampu mengomunikasikan fungsi dan wadah dari arsitektur sendiri.

Industri kreatif arsitektur merupakan salah satu jenis industri kreatif yang berhubungan dengan desain suatu bangunan, perencanaan konstruksi bangunan, pengawasan konstruksi, dan proyek konservasi bangunan warisan. Industri kreatif arsitektur memiliki banyak manfaat bagi ekonomi kreatif. Yaitu tidak hanya bermanfaat dalam bidang ketenagakerjaan saja, tapi juga bermanfaat bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.

Arsitektur 4.0 adalah suatu rancangan yang sudah berbasis data dan informasi yang semuanya sudah terkoneksi dengan internet sehingga memberikan nilai kepraktisan dan efisiensi dalam proses pengerjaannya. Pola arsitektur 4.0 sendiri sudah mulai dilakukan sejak tahun 2018 lalu. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengembang yang sudah mulai menawarkan sistem smart home atau smart apartment.

DKV

Desain Komunikasi Visual (DKV) mempelajari konsep komunikasi dengan memanfaatkan elemen visual sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu. Atau dengan kata lain merupakan bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi seefektif mungkin. Sebagai subsektor ekonomi kreatif, DKV memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis, pemilik merek, bahkan program-program pemerintah.

Dinamika Desain Komunikasi Visual selalu terkait erat dengan perkembangan teknologi. Saat Revolusi Industri 3.0, di Indonesia terjadi ‘penggusuran’ besar-besaran terhadap desainer manual. Profesi seperti paste-up artist, tukang setting, tukang stensil, digantikan oleh desainer pengguna komputer. Revolusi Industri 4.0, memungkinkan siapapun menjadi desainer. Penggunaan desain siap pakai, seperti template, mockup, dan clipart menggantikan desain yang dimulai dari nol dan riset. Bahkan dengan perangkat telepon genggam sekarang sangat memungkinkan untuk mendesain, kapanpun dan dimanapun. Puluhan aplikasi desain instan sudah tersedia, siap diunduh dan digunakan secara gratis.

Kekuatan imajinasi dan kreativitas menjadi modal yang harus dimiliki untuk bersaing di subsektor ini. Dan pemuda Indonesia memiliki modal yang kuat untuk bisa menjadi pemain inti di subsektor Desain Komunikasi Visual dunia.

Seni Pertunjukan

Sebagai negara yang kaya akan seni dan budaya, Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan tradisi pertunjukan, seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi informasi membuat informasi seputar beragam kebudayaan dan seni yang kita miliki tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Ditunjang kemajuan teknologi digital di dunia pertunjukan, talenta seni pertunjukan akan lebih maksimal mengekspresikan diri di atas panggung. Membuat subsektor ini punya daya saing yang lebih kuat. Dan siap menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan di pentas seni pertunjukan dunia.

Fotografi

Fotografi termasuk industri kreatif karena fotografi juga dapat dijadikan sebagai bisnis seperti membuka studio foto, pembuatan iklan, model dan fesyen, dokumentasi acara, prewedding, jurnalistik, dan lain-lain. Perkembangan fotografi yang cukup pesat juga terlihat dari antusiasme generasi muda mempelajari fotografi. Tidak sedikit pula yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini sebagai profesional. Masyarakat pun sudah memberikan apresiasi yang sangat positif terhadap dunia fotografi.

Seiring perkembangan jaman, alat-alat fotografi semakin berkembang. Setelah kamera analog digantikan dengan kamera digital, sekarang sudah muncul lagi action camera. Kamera ini biasa digunakan untuk aktivitas-aktivitas ekstrem dan kamera ini juga dapat digunakan di dalam air. Terdapat juga drone, yaitu alat yang dapat diterbangkan dan digunakan untuk mengambil foto atau merekan gambar dari sudut tinggi atau atas disebut juga hi-angle. Fenomena ini merupakan peluang besar bagi subsektor Fotografi untuk tumbuh dan berkembang.

Penerbitan

Dari 16 subsektor di bidang industri kreatif, salah satunya adalah penerbit buku. Penerbit turut berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektual bangsa dengan memunculkan sastrawan, penulis, peneliti, dan cendekiawan. Sebagai bagian dari industri kreatif, kinerja penerbit sebagian besar bertumpu pada kreativitas. Seperti, penulisan naskah yang membutuhkan kreativitas penulis atau pengarang, serta pengemasan naskah yang membutuhkan kreativitas editor, desainer isi, dan desainer sampul.

Di era digital, buku cetak bukan lagi menjadi satu-satunya media bertumpunya industri penerbitan. Berbagai media alternatif muncul memanjakan para pembaca, seperti ebook, blog, bahkan media sosial. Namun, industri penerbitan terbukti mampu bertahan dari gencarnya tren digital dan internet. Faktor yang mampu mendorong gairah industri penerbitan Indonesia adalah faktor jumlah populasi Indonesia. Populasi Indonesia yang besar dapat menjadi peluang yang juga besar apabila disertai dengan minat baca yang tinggi dari masyarakat Indonesia.

Faktor lainnya adalah kebebasan, dimana penulis nasional masih bebas dalam melahirkan ide dan karya tulis yang memikat. Faktor ini berpeluang mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan konsumen buku utama di dunia.

Televisi & Radio

Era digital telah mendorong pelaku kreatif untuk terus melakukan inovasi yang mempermudah aktivitas masyarakat sehari-hari. Namun, digitalisasi juga dianggap sebagai ancaman bagi keberadaan media. Baik cetak, televisi, dan radio. Namun, pendapat ini salah. Televisi dan radio saat ini bukan lagi berbasis platform.

Hari ini, dengan dukungan teknologi digital, TV dan radio bisa lebih menjangkau generasi milenial sebagai sebuah omnichannel media.

Ini memungkinkan konten TV dan radio dinikmati diluar perangkat elektronik standar. Ya, millenials bisa menyaksikan konten menarik yang disajikan TV dan radio melalui gadget, melampaui ruang dan waktu. Kapan pun dan dimana pun mereka berada.