Yogyakarta, 1 November 2020 – Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada berbagai bidang di seluruh dunia, tak terkecuali pada industri mebel dan kerajinan lokal. Menurunnya nilai ekonomi pada UKM mebel dan kerajinan di Indonesia, menggerakkan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) Yogyakarta kembali menggelar pameran mebel dan kerajinan Saexpo. Mengusung tema “UMKM bergerak di masa Covid-19”, penyelenggaraan pameran Saexpo 2020 menjadi langkah recovery keterpurukan pelaku usaha di sektor mebel dan kerajinan akibat Covid-19. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan program road to JIFFINA 2021.
Di tahun ketiga pelaksanaan pameran SAEXPO, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), melalui Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif, untuk pertama kalinya menghadirkan 9 jenama lokal dari subsektor kriya, desain interior dan desain produk. Berbagai produk mebel dan home décor binaan Kemenparekraf ditampilkan pada booth seluas 93 m2 di lantai dasar Ambarrukmo Plaza Yogyakarta pada tanggal 27 Oktober – 1 November 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Adapun jenama yang difasilitasi oleh Kemenparekraf diantaranya sebagai berikut.
1. Spoleno
2. Natural House
3. Gulaliku
4. Raja Serayu
5. VirageAwie Indonesia
6. Teak Deko Indonesia
7. Kerang Wijaya
8. SunRise
9. Brassco Gallery
Pelaksanaan pameran yang bertepatan dengan libur panjang cuti bersama ini mampu meningkatkan penjualan para jenama di masa pandemi. Terhitung selama 6 hari pelaksanaan pameran, 9 jenama peserta Kemenparekraf mampu menghasilkan nilai transaksi sejumlah Rp113,435,000. Sebagian besar transaksi yang terjalin merupakan beli putus (direct selling). Selain itu beberapa jenama juga mendapatkan penawaran kontrak atau business inquiry.
SAEXPO 2020 berakhir pada hari Minggu, 1 November 2020. Walaupun dilaksanakan dalam keterbatasan di masa pandemi, kegiatan SAEXPO 2020 memberikan dampak yang positif bagi peserta, utamanya untuk perluasan pasar di dalam negeri.