Kelas Kreatif Perluasan Pasar Ekspor: Langkah Awal Memajukan Industri Furnitur Indonesia

Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya adalah kayu. Berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, produksi kayu bulat pada tahun 2019 mencapai 47,25 juta M3, sedangkan jumlah ekspor kayu olahan mencapai USD 11,63 miliar. Berdasarkan data tersebut, maka Indonesia dapat dianggap sebagai salah satu negara pengekspor kayu terbesar di dunia saat ini. Walaupun menjadi salah satu negara pengekspor kayu terbesar, tidak serta merta menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor furnitur terbesar di dunia. Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat 17 sebagai eksportir furnitur dunia. Dengan demikian, sebenarnya Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menjadi eksportir furnitur papan atas dunia.

Melihat potensi yang sangat besar dari industri furnitur,  Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan kegiatan Kelas Kreatif Perluasan Pasar Ekspor di Jepara pada tanggal 17-18 September 2020. Jepara dipilih sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan karena Jepara merupakan salah satu daerah furnitur di Indonesia. Terbukti, pada tahun 2015 Jepara mampu menghasilkan 3,9 juta furnitur, dengan melibatkan 5.471 unit usaha dan 223 eksportir dengan total tenaga kerja terserap sebesar 72 ribu tenaga kerja (AMKRI,2015).

Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 57 peserta ini bertujuan selain untuk menambah pengetahuan mengenai strategi pemasaran produk furnitur di Amerika dan Eropa serta informasi tentang akses pembiayaan ekspor dan Ha katas Kekayaan Intelektual pada produk furnitur, juga sebagai sarana fasilitasi dari Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif untuk para pelaku usaha furnitur yang merupakan bagian dari subsektor kriya. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan memberikan gambaran mengenai permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha furnitur di Jepara dan fasilitas atau dukungan dari pemerintah yang diharapkan para pelaku usaha furnitur untuk membantu meningkatkan ekspor produknya.

Acara yang dibuka oleh Deputi Bidang Pemasaran Kemenaparekraf, Ibu Nia Niscaya, turut hadir dan memberikan sambutan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara, Bapak Ratib Zaini. Bapak Ratib Zaini menyatakan dukungan dan antusiasmenya atas kegiatan ini dan berharap peserta yang hadir dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk kemajuan usahanya. Selain Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Bapak Maskur juga berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Bapak Maskur menceritakan gambaran kondisi industri furnitur yang dialami para pelaku usaha furnitur di Jepara pada khususnya. Selain itu, dalam acara yang terselenggara selama dua hari tersebut, juga terdapat beberapa paparan, yaitu paparan program Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif bagi perluasan pasar produk furnitur dan home décor di Luar Negeri yang dibawakan oleh Ibu Yuana selaku Direktur Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif. Perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI juga menyampaikan paparan mengenai strategi pemasaran produk furnitur di Amerika dan Eropa, paparan mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual pada produk furnitur dan home décor oleh Direktur Fasilitasi Kekayaan Intelektual. Untuk meningkatkan semangat para pelaku usaha, Bapak Hendra Sasmita dari CV. Mandiri Abadi membagikan success story selama menjalani usaha dibidang furnitur.

Pada hari kedua, perwakilan dari  Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) menyampaikan materi mengenai potensi dan pemanfaatan E-Catalog bagi UMKM. Selain itu, Bapak Pikukuh, Direktur PT Panen Maya Group menyampaikan kiat-kiat menjaring pasar luar negeri melalui media sosial. Acara ditutup oleh Ibu Yuana dengan menyampaikan hasil kuesioner fasilitasi yang dibagikan selama kegiatan berlangsung. Kuesioner yang dibagikan tersebut untuk mendata kendala yang dihadapi serta harapan dukungan yang diinginkan oleh para pelaku usaha furnitur.  Selama acara, peserta sangat antusias dengan materi-materi yang diberikan, terbukti dari membludaknya pertanyaan dari para peserta untuk setiap sesi materi yang disajikan.

Kedepannya, Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif akan memberikan fasilitas/dukungan kepada para pelaku usaha furnitur dengan mempertimbangkan hasil kuesioner agar fasilitas/dukungan yang diberikan tepat sasaran dan dapat membantu memajukan industri furnitur Indonesia.

Sumber : Tim Internal Direktorat Pemasaran Ekraf

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on google